home forum twitter archive

Sabtu, 07 Januari 2012

The So-Called Children Crush, Blooming


568 chapters. Whoa. I lost count, really. Panjang banget soalnya, dan belum ada tanda-tanda dia akan tamat dalam waktu dekat (hu hu hu). Keuntungannya, kita bisa lebih lama berspekulasi apakah Sasuke dan Sakura akan bersama nantinya. Kerugiannya? Ya tahu sendirilah, ngalahin Cita Fitri. Kalau nanti mencapai empat digit angka, saya akan mentahbiskan Masashi Kishimoto sebagai the next Sutradara Sinetron of the Year.

Oke, selesai ah intro ngaconya. Kemarin kita sudah kenalan lagi dengan Sasuke dan Sakura, dilihat dari sudut pandang saya (yah, namanya juga essay pribadi, harap maklum kalau bias). Perkenalan pembaca terhadap dua tokoh pendamping ini dimulai sejak chapter 3, yaitu saat pemilihan anggota tim.


Kita punya setting local hearththrob Sasuke yang entah bagaimana bisa stay cool begitu di tengah kerumunan anak gadis yang sorak-sorak. Sesungguhnya waktu itu saya sama sekali nggak naruh perhatian sama cowok ini, karena saya cuma mikir... 'ah, cuma anak populer biasa'. Dan kenyataannya dia nggak ganteng-ganteng amat. Coba bayangin kalo dia pasang muka mesum model Jiraiya... tuh, ngga ganteng kan? #plak

Kesan saya waktu itu adalah "Oh, ini tipe yang pantas dijadikan rival." Dan jreng, muncullah Sakura yang langsung nabrak Naruto tanpa tedeng aling-aling (hahaduh kasian). Ini dia, love counterpart. Seperti yang sudah saya katakan beberapa kali, saya pikir Sakura akan terus mengejar Sasuke dengan cara mencintai yang bodoh dan Naruto yang terus mengejar Sakura dengan cara yang sama bodohnya pula--dan suatu hari, kebodohan mereka akan nyambung sedikit demi sedikit.

Oke, itu ngaco.

But--yep, we started their journey with a somewhat dumb and funny, childish love triangle. Sikap Sakura yang tabrak langsung "Sasuke, aku boleh duduk di sebelahmu, nggak?" itu mirip anak balita yang rebutan teman main. Eh, tapi bisa dimengerti sih, Sasuke bukan anak biasa (haha) karena dia pendiam dan kewl. Tapi kenapa sih orang yang anti sosial begini malah jadi yang paling terkenal di antara cewek-cewek? Masashi Kishimoto kayaknya kebanyakan baca referensi dari ciao dan Nakayoshi nih.

(Kayaknya waktu SD saya naksir orang yang ramai deh. Yang kewl biasanya langsung tenggelam di peradaban anak SD yang emang bloon. Pinter dan kewl berarti culun dan artinya dia tenggelam juga di peradaban. Pinter, kewl dan sekaligus cakep? Hm, mungkin karena itu juga ya Sasuke jadi terkenal...)

Disebut children crush karena memang sasaran Sakura hanyalah sekedar fisik--hampir sama seperti layaknya anak-anak perempuan lain di kelas itu. Sasuke tampan, dari keluarga terkenal, dengan latar belakang yang oh so emo!!! dan terlihat 'keren', didukung dengan kemampuannya yang jago tapi nggak banyak omong. It's all about good looks, grades, and cool demeanor--or is it? We'll see it later.

Interaksinya dengan Sasuke bisa dibilang satu arah (kayaknya sih Sasuke nggak pernah ngobrol sama anak cewek kecuali minjem pulpen ato penghapus ato nanya jadwal piket...loh?) dan hanya sekedar fangirling. Tertulis dengan jelas di balon pikirannya, bahwa niatnya adalah 'Mencuri ciuman dari Sasuke'. Astaga mak...

Nah, di chapter ini juga terjadi plot twist--Naruto yang kesal karena Sakura selaluuu saja memperhatikan Sasuke, memutuskan untuk mengunci Sasuke di toilet dan berubah jadi Sasuke, lalu merusak image-nya. Ha! Saya pikir, ini akan tetap berlanjut dengan komedi--tapi sebetulnya, sadar atau tidak, Masashi Kishimoto sudah memasukkan aura serius sejak awal.

Sakura berkata pada "Sasuke" waktu itu, bahwa ia ingin Sasuke mengakui keberadaan dirinya, dan Naruto sama sekali tidak mengerti dirinya. Naruto itu menyebalkan. Somehow, Naruto yang mendengarnya, merasa sedih--di sini kita juga dapat mengonfirmasi bahwa perasaan Sakura lebih dari sekedar "suka". Ingin "diakui keberadaannya" merupakan tingkatan di atas sekedar fangirling. Ratusan chapter ke depan, Naruto bahkan masih ingat kata-kata itu.

Kamu pernah atau sedang ngefans sama boyband? Suka karena dia ganteng, tapi juga nggak ngotot si anggota boyband itu mesti kenal kamu kan? Berbeda dengan ketika kamu suka sama seseorang yang baru kamu kenal atau sekilas, ada perasaan ingin tahu dan juga ingin dia tahu bahwa kita "ada" di sana. Semacam itulah.

Lalu, bagaimana kesan Sasuke terhadap Sakura di chapter ini? Seperti yang sudah kita tahu--boro-boro positif, yang ada malah minus. Sasuke asli yang sudah kembali, mendengar kata-kata Sakura tentang Naruto yang tidak punya orang tua. Padahal Sasuke juga tidak punya orang tua (agak aneh juga ya sebetulnya, beberapa tahun sekelas kok nggak sadar diri, nggak ada empati, padahal ini soal cowok yang dia taksir?). Dan keluarlah kata-kata legendaris itu....


"You're annoying."

Kata-kata ini terpatri dalam ingatan Sakura. Tapi hanya sekedar diingat saja, belum dicerna baik-baik. Karena saat mereka bertemu Kakashi pertama kalinya, Sakura kembali bersikap sebagai anak pra-remaja yang lagi jatuh cinta =))


Setelah menilik interaksi tadi... episode awal ini adalah poin utama hubungan Sakura dan Sasuke dimulai (juga dimulainya complicated love triangle yang sangat complicated tapi sok-sok nggak complicated. Alah ngomong apa sih ini.) -- Sakura yang ingin keberadaannya diakui Sasuke, tapi sesungguhnya tidak pernah benar-benar memperhatikan seperti apa Sasuke sebenarnya; dan kata-kata dari Sasuke, yang menyadarkan Sakura dan perlahan membuatnya membuka pikiran tentang apa itu kehilangan dan kesendirian. Siapa sangka kalau setelah ini, Sakura harus mengalami beberapa kehilangan lagi?

Simak edisi berikutnya ya, kita flashback ke waktu Kakashi mengetes tim 7 dengan belnya. Stay tuned!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kaian? Kirim-kirim komentar ya! Jangan lupa untuk mengunjungi kita di forum.

Sabtu, 07 Januari 2012

The So-Called Children Crush, Blooming


568 chapters. Whoa. I lost count, really. Panjang banget soalnya, dan belum ada tanda-tanda dia akan tamat dalam waktu dekat (hu hu hu). Keuntungannya, kita bisa lebih lama berspekulasi apakah Sasuke dan Sakura akan bersama nantinya. Kerugiannya? Ya tahu sendirilah, ngalahin Cita Fitri. Kalau nanti mencapai empat digit angka, saya akan mentahbiskan Masashi Kishimoto sebagai the next Sutradara Sinetron of the Year.

Oke, selesai ah intro ngaconya. Kemarin kita sudah kenalan lagi dengan Sasuke dan Sakura, dilihat dari sudut pandang saya (yah, namanya juga essay pribadi, harap maklum kalau bias). Perkenalan pembaca terhadap dua tokoh pendamping ini dimulai sejak chapter 3, yaitu saat pemilihan anggota tim.


Kita punya setting local hearththrob Sasuke yang entah bagaimana bisa stay cool begitu di tengah kerumunan anak gadis yang sorak-sorak. Sesungguhnya waktu itu saya sama sekali nggak naruh perhatian sama cowok ini, karena saya cuma mikir... 'ah, cuma anak populer biasa'. Dan kenyataannya dia nggak ganteng-ganteng amat. Coba bayangin kalo dia pasang muka mesum model Jiraiya... tuh, ngga ganteng kan? #plak

Kesan saya waktu itu adalah "Oh, ini tipe yang pantas dijadikan rival." Dan jreng, muncullah Sakura yang langsung nabrak Naruto tanpa tedeng aling-aling (hahaduh kasian). Ini dia, love counterpart. Seperti yang sudah saya katakan beberapa kali, saya pikir Sakura akan terus mengejar Sasuke dengan cara mencintai yang bodoh dan Naruto yang terus mengejar Sakura dengan cara yang sama bodohnya pula--dan suatu hari, kebodohan mereka akan nyambung sedikit demi sedikit.

Oke, itu ngaco.

But--yep, we started their journey with a somewhat dumb and funny, childish love triangle. Sikap Sakura yang tabrak langsung "Sasuke, aku boleh duduk di sebelahmu, nggak?" itu mirip anak balita yang rebutan teman main. Eh, tapi bisa dimengerti sih, Sasuke bukan anak biasa (haha) karena dia pendiam dan kewl. Tapi kenapa sih orang yang anti sosial begini malah jadi yang paling terkenal di antara cewek-cewek? Masashi Kishimoto kayaknya kebanyakan baca referensi dari ciao dan Nakayoshi nih.

(Kayaknya waktu SD saya naksir orang yang ramai deh. Yang kewl biasanya langsung tenggelam di peradaban anak SD yang emang bloon. Pinter dan kewl berarti culun dan artinya dia tenggelam juga di peradaban. Pinter, kewl dan sekaligus cakep? Hm, mungkin karena itu juga ya Sasuke jadi terkenal...)

Disebut children crush karena memang sasaran Sakura hanyalah sekedar fisik--hampir sama seperti layaknya anak-anak perempuan lain di kelas itu. Sasuke tampan, dari keluarga terkenal, dengan latar belakang yang oh so emo!!! dan terlihat 'keren', didukung dengan kemampuannya yang jago tapi nggak banyak omong. It's all about good looks, grades, and cool demeanor--or is it? We'll see it later.

Interaksinya dengan Sasuke bisa dibilang satu arah (kayaknya sih Sasuke nggak pernah ngobrol sama anak cewek kecuali minjem pulpen ato penghapus ato nanya jadwal piket...loh?) dan hanya sekedar fangirling. Tertulis dengan jelas di balon pikirannya, bahwa niatnya adalah 'Mencuri ciuman dari Sasuke'. Astaga mak...

Nah, di chapter ini juga terjadi plot twist--Naruto yang kesal karena Sakura selaluuu saja memperhatikan Sasuke, memutuskan untuk mengunci Sasuke di toilet dan berubah jadi Sasuke, lalu merusak image-nya. Ha! Saya pikir, ini akan tetap berlanjut dengan komedi--tapi sebetulnya, sadar atau tidak, Masashi Kishimoto sudah memasukkan aura serius sejak awal.

Sakura berkata pada "Sasuke" waktu itu, bahwa ia ingin Sasuke mengakui keberadaan dirinya, dan Naruto sama sekali tidak mengerti dirinya. Naruto itu menyebalkan. Somehow, Naruto yang mendengarnya, merasa sedih--di sini kita juga dapat mengonfirmasi bahwa perasaan Sakura lebih dari sekedar "suka". Ingin "diakui keberadaannya" merupakan tingkatan di atas sekedar fangirling. Ratusan chapter ke depan, Naruto bahkan masih ingat kata-kata itu.

Kamu pernah atau sedang ngefans sama boyband? Suka karena dia ganteng, tapi juga nggak ngotot si anggota boyband itu mesti kenal kamu kan? Berbeda dengan ketika kamu suka sama seseorang yang baru kamu kenal atau sekilas, ada perasaan ingin tahu dan juga ingin dia tahu bahwa kita "ada" di sana. Semacam itulah.

Lalu, bagaimana kesan Sasuke terhadap Sakura di chapter ini? Seperti yang sudah kita tahu--boro-boro positif, yang ada malah minus. Sasuke asli yang sudah kembali, mendengar kata-kata Sakura tentang Naruto yang tidak punya orang tua. Padahal Sasuke juga tidak punya orang tua (agak aneh juga ya sebetulnya, beberapa tahun sekelas kok nggak sadar diri, nggak ada empati, padahal ini soal cowok yang dia taksir?). Dan keluarlah kata-kata legendaris itu....


"You're annoying."

Kata-kata ini terpatri dalam ingatan Sakura. Tapi hanya sekedar diingat saja, belum dicerna baik-baik. Karena saat mereka bertemu Kakashi pertama kalinya, Sakura kembali bersikap sebagai anak pra-remaja yang lagi jatuh cinta =))


Setelah menilik interaksi tadi... episode awal ini adalah poin utama hubungan Sakura dan Sasuke dimulai (juga dimulainya complicated love triangle yang sangat complicated tapi sok-sok nggak complicated. Alah ngomong apa sih ini.) -- Sakura yang ingin keberadaannya diakui Sasuke, tapi sesungguhnya tidak pernah benar-benar memperhatikan seperti apa Sasuke sebenarnya; dan kata-kata dari Sasuke, yang menyadarkan Sakura dan perlahan membuatnya membuka pikiran tentang apa itu kehilangan dan kesendirian. Siapa sangka kalau setelah ini, Sakura harus mengalami beberapa kehilangan lagi?

Simak edisi berikutnya ya, kita flashback ke waktu Kakashi mengetes tim 7 dengan belnya. Stay tuned!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kaian? Kirim-kirim komentar ya! Jangan lupa untuk mengunjungi kita di forum.