home forum twitter archive

Minggu, 15 Maret 2009

Obsesi

I'M BAAAAACK, PEOPLE! *throws confettis*

Oh yaaa. ga usah repot-repot, saya tau pasti kalian sudah lama pengen mengacak-acak isi kepala saya yang penuh dengan kemalasan ini. Dan saya ngga perlu lagi memohon-mohon kalian supaya memaafkan saya, karena saya tahu pasti kalian udah males nyambangin blog ini. Tapi tenang sajaa, I’LL GET YOU—THE READERS—BAAAACK! I’LL GET THAT TRAFFIC BAAAAAAACCCCKK!

Ya, cukup. Hentikan teriakan saya sebelum diamuk massa. Dan saya males ngejelasin lagi ke mana saya setelah hiatus berbulan-bulan. Silakan liat blog pribadi saya saja, oke? Huahahaha. Kali ini, mari kita bicara soal pairing favorit saya lagi, si biru dan si pink lagi, si manis dan si bengis lagi, omaiiigaaawwwttt saya kangen.

Topik kali ini: obsesi.




Obsesi, dari segi apapun, dan kedalaman apapun, kalau berlebihan pasti akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik, termasuk saya--sekalipun hal itu bagi orang lain terkesan sepele. Yah, hal-hal yang simpel, yang kalau saya katakan pada orang lain cuma hanya akan mengundang komentar, "Ih, apa sih~ ga penting,". Semacam itulah. Nah, dalam hal ini, berkaitan dengan urusan "pekerjaan utama" saya di dunia maya. Yaitu fanfiction.

Nah. Memangnya kenapa?

Kalau saya membicarakan masalah pekerjaan pribadi dalam shrine ini, kayaknya berkesan subjektif dan jadi ngomongin diri sendiri, sih. Tapi sebodo amat lah. Anggap aja semacam warming up untuk menuju kembalinya saya ke dalam dunia per-blog-an. Memang ngeles sih, tapi mau gimana lagi? Udah ah, saya jadi gila begini.

Untuk hal-hal berbau fangirling seperti ini--saya memang tergolong konservatif. Dan subjektif. Dan adiktif. Ohyeah. After some series of thinking, I realized that I have been in love with this couple for almost FOUR YEARS. Empat tauuun. Gilak. (And leave the grammar alone, please. Maklumilah bahwa saya adalah manusia yang paling ga bisa kaidah-kaidah bahasa Inggris tapi ngotot pake bahasa Inggris. *dodges flying chair*)

Khususnya line terakhir. Dan adiktif. Omigosh, bagi saya pairing ini candu.

Karena itu, memperingati tahun keempat (lupa kapan persisnya—pastinya bulan April 2005) saya menyukai SasuSaku, mari kita lakukan sedikit flashback, bagaimana si author songong ini memutuskan dia jadi penganut SasuSakuisme. Yang ngga suka, keluar sana. Eh, engga ding.

Saya, tumbuh sebagai anak aneh yang gemar membaca, dan sayangnya saya tercemplung pada dunia yang salah; manga dan anime. Sesuatu yang selalu bikin ibu saya marah-marah karena komik-komik berantakan di kamar saya. Yah, sekarang nggak begitu, sih—saya udah lebih kontrol diri, tepatnya saya udah nggak segila dulu sama komik dan anime.

Saya baca Naruto sejak komik jahanam itu terbit. Taun 2004 ato taun 2005 sih? Lupa. Yang pasti itu versi Indonesianya. Awalnya saya tahu soal ada komik bernama Naruto itu waktu kelas 6 SD pokoknya—taun 2001-2002. Saya sama sekali ngga ngerti ceritanya. Lha wong masih pake bahasa Jepang? Terus berlanjut ke scanlationnya. Masih ga ngerti juga, tapi paling engga saya tau ada Team 7, dan anggota-anggotanya itu. Tapi, karena bingung (dan saya anggap ga rame), saya tinggalkan!

Dan si teteh taman bacaan itu—iya, si teteh penjaga taman bacaan MOCHAN—monyet cantik—itu, yang mengenalkan Naruto kepada saya dengan bujuk rayu ala saleswati-nya. Pokoknya saya disuruh baca, katanya rame, saya harus baca, sampai digratisin, ga usah bayar dulu, versi trial lah pokonya mah. Dan yah si teteh saleswati itu benar! saya jadi kecanduan gila.

Tapi sama sekali ga ada feeling apa-apa soal pasangan yang satu ini. Yang jelas, saya dulu suka hubungan cinta segitiga konyol antara Sasuke, Sakura, dan Naruto. Dan doaku selalu teriring untukmu, Naruto, semoga kau mendapatkan cinta Sakura...

But the plot got thickens. Dan saya mulai meraba-raba. Ow ow ow, meraba-raba. Masih belum dapet hint-nya, sih. Tapi pokoknya, poin utamanya adalah, di volume 7 atau berapa gitu, waktu segel kutukan Sasuke hilang karena dipeluk oleh Sakura, dari situlah otak saya mulai berputar. Berputar dan berputar dan berputar.

Saya masih inget saat itu. Saya mulai suka Naruto dan ngumpulin wallpaper-nya di website lawas semacam animewallpapers.com (masih inget, file-nya dimasukin ke disket atau CD-R karena belum musim USB disk... oh, masa muda). Berlanjut dengan menemukan link-link yang lain. Dan betapa gembiranya saya saat menemukan animegalleries.net. yah, website yang ngumpulin screenshots—potongan adegan—dari berbagai macam anime, gitu.

Lalu saya browsing, dan je-jeeeeeng... muncullah sebuah screenshot. Sasuke dan Sakura. Episode tigapuluh sekian. Berpelukaaan. Teletubbies, tootles! Strawberry Ice Cream with Sugar on Top!

RAAAAWWWWRRRRR!

Ew, maaf. Lagi-lagi kegilaan saya mampir. Oke. Pokoknya, karena waktu itu belum ada anime Naruto (oke, dulu sempat ada—waktu saya masih SD—di tr*ns TV. Tapi, eniwei, dulu saya nggak merhatiin) di teve lokal, saya jadi menggila. Apa ini? Kapan itu? WUIHIW! Perlu diingat, saya adalah anak polos yang langsung jatuh cinta sama pairing kalau ngeliat satu hint tentang mereka (dan karena itulah saya lebih suka Train dan Rinslet dibanding Train dan Saya.). Dan makin penasaran, saya ‘menjajah’ archive dan mulai mengenal istilah ‘pairing’. Saya mencari lagi dan nyasar ke forum Narutofan, lalu melihat koleksi fanfiction pilihan—kebetulan SasuSaku. Oh, di situ saya baru nyadar kalo SasuSaku stands for ‘Sasuke and Sakura’.

Rawr. As you expected, I started googling. Googling googling and googling. Thwack! Nyasar ke website yang TERNYATA SANGAT ASYIK kawan-kawan. Namanya Fanfiction.net, haha.

Saya masih inget banget fanfiction yang pertama kali saya baca itu judulnya Lady Uchiha. Tentu saja, bahasa Inggris. Sempat nggak mudeng, tapi intinya itu menceritakan Sakura yang sudah jadi janda lantaran Sasuke mati dalam sebuah misi. Dan akhirnya, Sakura sama Kakashi deh. Woohooo.

Yang pertama kali saya baca memang akhirnya KakaSaku, tapi diksinya bikin saya jatuh cinta. Kalimat-kalimatnya bagus, sayang saya lupa siapa pengarangnya. Berhubung dengan edannya waktu itu saya nyemplung di forum narutofan—yang SasuSaku—jadilah saya dihujani fanfiction tentang mereka.

Dan dari sanalah bibit-bibit gila mulai berkibar....

Hohoho! Riwayat ini bersambung sampai ke posting depan. Lumayan, bikin saya semangat nulis lagi ‘kan? Hehe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kaian? Kirim-kirim komentar ya! Jangan lupa untuk mengunjungi kita di forum.

Minggu, 15 Maret 2009

Obsesi

I'M BAAAAACK, PEOPLE! *throws confettis*

Oh yaaa. ga usah repot-repot, saya tau pasti kalian sudah lama pengen mengacak-acak isi kepala saya yang penuh dengan kemalasan ini. Dan saya ngga perlu lagi memohon-mohon kalian supaya memaafkan saya, karena saya tahu pasti kalian udah males nyambangin blog ini. Tapi tenang sajaa, I’LL GET YOU—THE READERS—BAAAACK! I’LL GET THAT TRAFFIC BAAAAAAACCCCKK!

Ya, cukup. Hentikan teriakan saya sebelum diamuk massa. Dan saya males ngejelasin lagi ke mana saya setelah hiatus berbulan-bulan. Silakan liat blog pribadi saya saja, oke? Huahahaha. Kali ini, mari kita bicara soal pairing favorit saya lagi, si biru dan si pink lagi, si manis dan si bengis lagi, omaiiigaaawwwttt saya kangen.

Topik kali ini: obsesi.




Obsesi, dari segi apapun, dan kedalaman apapun, kalau berlebihan pasti akan menghasilkan sesuatu yang tidak baik, termasuk saya--sekalipun hal itu bagi orang lain terkesan sepele. Yah, hal-hal yang simpel, yang kalau saya katakan pada orang lain cuma hanya akan mengundang komentar, "Ih, apa sih~ ga penting,". Semacam itulah. Nah, dalam hal ini, berkaitan dengan urusan "pekerjaan utama" saya di dunia maya. Yaitu fanfiction.

Nah. Memangnya kenapa?

Kalau saya membicarakan masalah pekerjaan pribadi dalam shrine ini, kayaknya berkesan subjektif dan jadi ngomongin diri sendiri, sih. Tapi sebodo amat lah. Anggap aja semacam warming up untuk menuju kembalinya saya ke dalam dunia per-blog-an. Memang ngeles sih, tapi mau gimana lagi? Udah ah, saya jadi gila begini.

Untuk hal-hal berbau fangirling seperti ini--saya memang tergolong konservatif. Dan subjektif. Dan adiktif. Ohyeah. After some series of thinking, I realized that I have been in love with this couple for almost FOUR YEARS. Empat tauuun. Gilak. (And leave the grammar alone, please. Maklumilah bahwa saya adalah manusia yang paling ga bisa kaidah-kaidah bahasa Inggris tapi ngotot pake bahasa Inggris. *dodges flying chair*)

Khususnya line terakhir. Dan adiktif. Omigosh, bagi saya pairing ini candu.

Karena itu, memperingati tahun keempat (lupa kapan persisnya—pastinya bulan April 2005) saya menyukai SasuSaku, mari kita lakukan sedikit flashback, bagaimana si author songong ini memutuskan dia jadi penganut SasuSakuisme. Yang ngga suka, keluar sana. Eh, engga ding.

Saya, tumbuh sebagai anak aneh yang gemar membaca, dan sayangnya saya tercemplung pada dunia yang salah; manga dan anime. Sesuatu yang selalu bikin ibu saya marah-marah karena komik-komik berantakan di kamar saya. Yah, sekarang nggak begitu, sih—saya udah lebih kontrol diri, tepatnya saya udah nggak segila dulu sama komik dan anime.

Saya baca Naruto sejak komik jahanam itu terbit. Taun 2004 ato taun 2005 sih? Lupa. Yang pasti itu versi Indonesianya. Awalnya saya tahu soal ada komik bernama Naruto itu waktu kelas 6 SD pokoknya—taun 2001-2002. Saya sama sekali ngga ngerti ceritanya. Lha wong masih pake bahasa Jepang? Terus berlanjut ke scanlationnya. Masih ga ngerti juga, tapi paling engga saya tau ada Team 7, dan anggota-anggotanya itu. Tapi, karena bingung (dan saya anggap ga rame), saya tinggalkan!

Dan si teteh taman bacaan itu—iya, si teteh penjaga taman bacaan MOCHAN—monyet cantik—itu, yang mengenalkan Naruto kepada saya dengan bujuk rayu ala saleswati-nya. Pokoknya saya disuruh baca, katanya rame, saya harus baca, sampai digratisin, ga usah bayar dulu, versi trial lah pokonya mah. Dan yah si teteh saleswati itu benar! saya jadi kecanduan gila.

Tapi sama sekali ga ada feeling apa-apa soal pasangan yang satu ini. Yang jelas, saya dulu suka hubungan cinta segitiga konyol antara Sasuke, Sakura, dan Naruto. Dan doaku selalu teriring untukmu, Naruto, semoga kau mendapatkan cinta Sakura...

But the plot got thickens. Dan saya mulai meraba-raba. Ow ow ow, meraba-raba. Masih belum dapet hint-nya, sih. Tapi pokoknya, poin utamanya adalah, di volume 7 atau berapa gitu, waktu segel kutukan Sasuke hilang karena dipeluk oleh Sakura, dari situlah otak saya mulai berputar. Berputar dan berputar dan berputar.

Saya masih inget saat itu. Saya mulai suka Naruto dan ngumpulin wallpaper-nya di website lawas semacam animewallpapers.com (masih inget, file-nya dimasukin ke disket atau CD-R karena belum musim USB disk... oh, masa muda). Berlanjut dengan menemukan link-link yang lain. Dan betapa gembiranya saya saat menemukan animegalleries.net. yah, website yang ngumpulin screenshots—potongan adegan—dari berbagai macam anime, gitu.

Lalu saya browsing, dan je-jeeeeeng... muncullah sebuah screenshot. Sasuke dan Sakura. Episode tigapuluh sekian. Berpelukaaan. Teletubbies, tootles! Strawberry Ice Cream with Sugar on Top!

RAAAAWWWWRRRRR!

Ew, maaf. Lagi-lagi kegilaan saya mampir. Oke. Pokoknya, karena waktu itu belum ada anime Naruto (oke, dulu sempat ada—waktu saya masih SD—di tr*ns TV. Tapi, eniwei, dulu saya nggak merhatiin) di teve lokal, saya jadi menggila. Apa ini? Kapan itu? WUIHIW! Perlu diingat, saya adalah anak polos yang langsung jatuh cinta sama pairing kalau ngeliat satu hint tentang mereka (dan karena itulah saya lebih suka Train dan Rinslet dibanding Train dan Saya.). Dan makin penasaran, saya ‘menjajah’ archive dan mulai mengenal istilah ‘pairing’. Saya mencari lagi dan nyasar ke forum Narutofan, lalu melihat koleksi fanfiction pilihan—kebetulan SasuSaku. Oh, di situ saya baru nyadar kalo SasuSaku stands for ‘Sasuke and Sakura’.

Rawr. As you expected, I started googling. Googling googling and googling. Thwack! Nyasar ke website yang TERNYATA SANGAT ASYIK kawan-kawan. Namanya Fanfiction.net, haha.

Saya masih inget banget fanfiction yang pertama kali saya baca itu judulnya Lady Uchiha. Tentu saja, bahasa Inggris. Sempat nggak mudeng, tapi intinya itu menceritakan Sakura yang sudah jadi janda lantaran Sasuke mati dalam sebuah misi. Dan akhirnya, Sakura sama Kakashi deh. Woohooo.

Yang pertama kali saya baca memang akhirnya KakaSaku, tapi diksinya bikin saya jatuh cinta. Kalimat-kalimatnya bagus, sayang saya lupa siapa pengarangnya. Berhubung dengan edannya waktu itu saya nyemplung di forum narutofan—yang SasuSaku—jadilah saya dihujani fanfiction tentang mereka.

Dan dari sanalah bibit-bibit gila mulai berkibar....

Hohoho! Riwayat ini bersambung sampai ke posting depan. Lumayan, bikin saya semangat nulis lagi ‘kan? Hehe.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagaimana pendapat kaian? Kirim-kirim komentar ya! Jangan lupa untuk mengunjungi kita di forum.