Minggu, 15 Januari 2012
Not a Nice Beginning, but It's a Beginning
Halo, blossoms! Jumpa lagi di pembahasan mingguan rutin Winterblossom. Hmmm, kemarin, sampai di mana ya kita? Oh ya, soal pertama kali Sasuke berkata bahwa Sakura itu menyebalkan, ya? Hehe :) Chapter ini memang nggak terlalu berbekas buat saya, karena saya masih ngerasa Sakura itu air-headed alias bloon (ups) dan rasa cintanya sama Sasuke masih dangkal-dangkal saja.
Wah, lagi-lagi Sakura-centric ya, hehe. Ya, tak bisa dipungkiri, kita akan lebih berat membahas Sakura di bagian-bagian awal, karena yah--yang menonjol masih hanya perasaan Sakura yang satu arah terhadap Sasuke. Sayang sekali, di bagian-bagian awal ini, nggak ada tuh yang namanya 'cinta'. Sakura masih sekedar 'Sasuke, perhatiin gue dong!', belum berkembang ke arah yang lebih dalam, hehe.
Nah, Sasuke apalagi. Kita diperkenalkan terhadap seorang Sasuke yang apatis terhadap sekelilingnya, dia tak punya mimpi (mimpi Naruto? jadi hokage. Mimpi Sakura? Sasuke ;p), melainkan ambisi. Dan untuk mencapai ambisinya itu, ia tak peduli lagi pada yang lain--hanya bagaimana caranya untuk mencapai tujuannya dan memilih menarik diri dari masyarakat.
Tapi di sini kita juga diberikan character twist oleh Masashi Kishimoto. Bahwa meskipun Sasuke terkesan hanya melihat ambisinya, dia juga punya sisi humanis dan setia kawan. Bisa dilihat, di chapter ini dia membela Naruto sebagai orang yang juga sama-sama tidak memiliki orang tua. Poin khusus yang saya perhatikan di sini, dia tidak sekedar pergi begitu saja dan bilang kalau dia benci pada Sakura. Tapi dia menjelaskan pada Sakura (kalau kata Sakura-nya mah: mengajarkan), dan efeknya, membuka pikiran Sakura--baik pandangannya terhadap Sasuke, maupun Naruto.
Bagi saya, adegan ini merupakan patokan penting dalam perkembangan hubungan Sasuke dan Sakura. Di chapter setelah ini, memang masih belum terlihat--ia masih bersolek dan mengajak Sasuke kencan tanpa peduli latihan. Kita baru akan tahu setelah melihat ratusan chapter setelahnya--bahwa Sakura menyimpan baik-baik perkataan Sasuke itu di dalam hatinya, dan secara tidak langsung, membuatnya berkembang--satu poin dalam perkembangan karakter Sakura.
Hal ini juga terlihat dalam tes mengambil bel milik Kakashi. Di bagian ini, ada adegan saat Sakura terkena genjutsu yang memperlihatkan Sasuke bersimbah darah. Bagaimana respon Sakura? Betul, dia pingsan =)) setelah ia terbangun dari genjutsunya, ia harus melihat Sasuke yang ditimbun di dalam tanah oleh Kakashi, dan di sini satu adegan lagi yang selalu bikin saya cekikikan sendiri:
Sasuke: *facepalm*
Sakura: *facepalm*
Sasuke: Saku--
Sakura: HIS SEVERED HEAD!!!! *faints*
Sasuke: *facepalm*
Di sini, kita bisa lihat lagi karakter Sasuke yang sesungguhnya peduli pada orang lain--sekalipun itu Sakura, orang yang (ehm) tidak ia sukai. Sasuke menunggu Sakura bangun biarpun waktu untuk mengambil bel tinggal sedikit lagi. Dari sisi bias, mungkin saya bisa saja menganggap "OMG Sasuke pasti suka Sakura dia oke banget nungguin Sakura bangun!!", tapi saya melihatnya sebagai bagian dari karakterisasi Sasuke, peduli pada orang lain. Kita juga bisa lihat kebaikannya dengan membagi makanannya pada Naruto.
Saya masih benci Sakura waktu jaman-jamannya baca chapter ini. Gimana enggak. Sasuke udah punya tujuan, tapi Sakura yang air-headed masih bersikap picik dengan mengajak Sasuke berhenti dan memberi Sasuke pujian kosong. Dan saya pikir, Sasuke sabar banget karena dia masih mau melayani pembicaraan Sakura dan menjelaskan bahwa dia punya tujuan untuk itu, apa yang dia capai, apa yang dia inginkan.
Sesungguhnya, meskipun interaksi mereka di bagian awal buruk dan kita mulai dengan Sakura yang menyukai Sasuke, justru Sasuke-lah yang 'memberi' lebih banyak. Ia mengungkapkan perasaan dan alasan tentang balas dendamnya, ia juga memberi Sakura pengertian bahwa kesendirian bukanlah hal yang menyenangkan. On a conscious level, Sasuke mengajarkan Sakura hal-hal mengenai toleransi dan kehidupan, secara tidak langsung mendewasakan Sakura perlahan-lahan--dan on a subconscious level, kita bisa lihat Sasuke yang menutup diri mau membuka dirinya dan bercerita pada Sakura, biarpun klise--kepercayaan merupakan basis utama sebuah hubungan, bukan? :p Dan ingat, Sasuke adalah Sasuke, seorang Sasuke--yang begitu menutup diri dari orang lain, namun mau bercerita lebih pada Sakura.
Setelah tes bel ini, Sasuke, Naruto, dan Sakura perlahan saling melihat masing-masing rekannya sebagai anggota tim, dan dengan sendirinya, membuka jalan untuk saling mengenal lebih jauh. Pembahasan berikutnya akan meiputi Haku dan Zabuza arc, 'misi serius' pertama dalam manga Naruto. Kita akan dibawa untuk melihat perkembangan keduanya;terutama perasaan Sakura yang perlahan mulai berkembang menjadi rasa cinta. Stay tuned ya, biarpun pembahasannya lambat =)) nah, gimana menurut kamu? Sampaikan aja yuk di kotak komentar 8D
Salam Hangat, Winterblossom Team
Label:
sasusaku,
sasusaku articles,
winterblossom
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 15 Januari 2012
Not a Nice Beginning, but It's a Beginning
Halo, blossoms! Jumpa lagi di pembahasan mingguan rutin Winterblossom. Hmmm, kemarin, sampai di mana ya kita? Oh ya, soal pertama kali Sasuke berkata bahwa Sakura itu menyebalkan, ya? Hehe :) Chapter ini memang nggak terlalu berbekas buat saya, karena saya masih ngerasa Sakura itu air-headed alias bloon (ups) dan rasa cintanya sama Sasuke masih dangkal-dangkal saja.
Wah, lagi-lagi Sakura-centric ya, hehe. Ya, tak bisa dipungkiri, kita akan lebih berat membahas Sakura di bagian-bagian awal, karena yah--yang menonjol masih hanya perasaan Sakura yang satu arah terhadap Sasuke. Sayang sekali, di bagian-bagian awal ini, nggak ada tuh yang namanya 'cinta'. Sakura masih sekedar 'Sasuke, perhatiin gue dong!', belum berkembang ke arah yang lebih dalam, hehe.
Nah, Sasuke apalagi. Kita diperkenalkan terhadap seorang Sasuke yang apatis terhadap sekelilingnya, dia tak punya mimpi (mimpi Naruto? jadi hokage. Mimpi Sakura? Sasuke ;p), melainkan ambisi. Dan untuk mencapai ambisinya itu, ia tak peduli lagi pada yang lain--hanya bagaimana caranya untuk mencapai tujuannya dan memilih menarik diri dari masyarakat.
Tapi di sini kita juga diberikan character twist oleh Masashi Kishimoto. Bahwa meskipun Sasuke terkesan hanya melihat ambisinya, dia juga punya sisi humanis dan setia kawan. Bisa dilihat, di chapter ini dia membela Naruto sebagai orang yang juga sama-sama tidak memiliki orang tua. Poin khusus yang saya perhatikan di sini, dia tidak sekedar pergi begitu saja dan bilang kalau dia benci pada Sakura. Tapi dia menjelaskan pada Sakura (kalau kata Sakura-nya mah: mengajarkan), dan efeknya, membuka pikiran Sakura--baik pandangannya terhadap Sasuke, maupun Naruto.
Bagi saya, adegan ini merupakan patokan penting dalam perkembangan hubungan Sasuke dan Sakura. Di chapter setelah ini, memang masih belum terlihat--ia masih bersolek dan mengajak Sasuke kencan tanpa peduli latihan. Kita baru akan tahu setelah melihat ratusan chapter setelahnya--bahwa Sakura menyimpan baik-baik perkataan Sasuke itu di dalam hatinya, dan secara tidak langsung, membuatnya berkembang--satu poin dalam perkembangan karakter Sakura.
Hal ini juga terlihat dalam tes mengambil bel milik Kakashi. Di bagian ini, ada adegan saat Sakura terkena genjutsu yang memperlihatkan Sasuke bersimbah darah. Bagaimana respon Sakura? Betul, dia pingsan =)) setelah ia terbangun dari genjutsunya, ia harus melihat Sasuke yang ditimbun di dalam tanah oleh Kakashi, dan di sini satu adegan lagi yang selalu bikin saya cekikikan sendiri:
Sasuke: *facepalm*
Sakura: *facepalm*
Sasuke: Saku--
Sakura: HIS SEVERED HEAD!!!! *faints*
Sasuke: *facepalm*
Di sini, kita bisa lihat lagi karakter Sasuke yang sesungguhnya peduli pada orang lain--sekalipun itu Sakura, orang yang (ehm) tidak ia sukai. Sasuke menunggu Sakura bangun biarpun waktu untuk mengambil bel tinggal sedikit lagi. Dari sisi bias, mungkin saya bisa saja menganggap "OMG Sasuke pasti suka Sakura dia oke banget nungguin Sakura bangun!!", tapi saya melihatnya sebagai bagian dari karakterisasi Sasuke, peduli pada orang lain. Kita juga bisa lihat kebaikannya dengan membagi makanannya pada Naruto.
Saya masih benci Sakura waktu jaman-jamannya baca chapter ini. Gimana enggak. Sasuke udah punya tujuan, tapi Sakura yang air-headed masih bersikap picik dengan mengajak Sasuke berhenti dan memberi Sasuke pujian kosong. Dan saya pikir, Sasuke sabar banget karena dia masih mau melayani pembicaraan Sakura dan menjelaskan bahwa dia punya tujuan untuk itu, apa yang dia capai, apa yang dia inginkan.
Sesungguhnya, meskipun interaksi mereka di bagian awal buruk dan kita mulai dengan Sakura yang menyukai Sasuke, justru Sasuke-lah yang 'memberi' lebih banyak. Ia mengungkapkan perasaan dan alasan tentang balas dendamnya, ia juga memberi Sakura pengertian bahwa kesendirian bukanlah hal yang menyenangkan. On a conscious level, Sasuke mengajarkan Sakura hal-hal mengenai toleransi dan kehidupan, secara tidak langsung mendewasakan Sakura perlahan-lahan--dan on a subconscious level, kita bisa lihat Sasuke yang menutup diri mau membuka dirinya dan bercerita pada Sakura, biarpun klise--kepercayaan merupakan basis utama sebuah hubungan, bukan? :p Dan ingat, Sasuke adalah Sasuke, seorang Sasuke--yang begitu menutup diri dari orang lain, namun mau bercerita lebih pada Sakura.
Setelah tes bel ini, Sasuke, Naruto, dan Sakura perlahan saling melihat masing-masing rekannya sebagai anggota tim, dan dengan sendirinya, membuka jalan untuk saling mengenal lebih jauh. Pembahasan berikutnya akan meiputi Haku dan Zabuza arc, 'misi serius' pertama dalam manga Naruto. Kita akan dibawa untuk melihat perkembangan keduanya;terutama perasaan Sakura yang perlahan mulai berkembang menjadi rasa cinta. Stay tuned ya, biarpun pembahasannya lambat =)) nah, gimana menurut kamu? Sampaikan aja yuk di kotak komentar 8D
Salam Hangat, Winterblossom Team
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
keren banget lah pokoknya :')
BalasHapus.
-lucifionne
mana lanjutan essay yg ini? o.o
BalasHapus.
-lucifionne
@lucifionne : ditunggu yah :>
BalasHapus